Senin, 21 November 2011

BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah : 1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan 2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan pengukuran. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan akan alat ukur dan objek yang dihadapi adalah suatu syarat agar pengukuran yang benar dapat dilakukan. Ini juga berarti bahwa cara melakukan pengukuran yang benar akan diperoleh. II.2. Metode Pengukuran Dalam pengukuran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu : a. Metode Pengukuran Langsung Pengukuran dikatakan pengukuran langsung bila alat ukurnya atau pembandingnya standart, yaitu suatu pengukuran yang mempunyai nilai standart, misalnya ukuran panjang dan berat. Gambar. 2.1. Metode dilihat langsung Universitas Sumatera Utara b. Metode Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran dikatakan tidak langsung bila pembandingnya adalah suatu yang telah dikalibrasikan terhadap besaran standart, misalnya transmitter. Karena sulitnya untuk mendapatkan alat ukur standar, sedangkan besaran yang akan diukur banyak sekali macamnya, maka teknologi telah menghasilkan banyak cara untuk menghasilkan alat ukur tidak langsung. Berdasarkan pada peranan dalam fungsinya dapat dibedakan : a. Alat ukur penunjuk : misalnya ammeter, voltmeter, termometer, dan lain-lain. b. Alat ukur perekan/rekorder : misalnya rekorder temperatur, rekorder tekanan dan lain-lain. c. Alat ukur pengendali : misalnya pengendali temperatur (thermostat) pada pemanas air, strika listrik dan lain-lain. Gambar. 2.2. Metode tidak langsung Universitas Sumatera Utara II.2.1. PRINSIP ALAT UKUR Klasifikasi alat ukur dapat dilakukan berdasarkan aplikasinya, berdasarkan bidangnya dan lain-lain. Untuk alat ukur tidak langsung apapun jenisnya terdapat tiga bagian : a. Bagian Input b. Bagian Proses, dan c. Bagian Otput Ketiga bagian utama tersebut dapat digambarkan dalam blok diagram gambar II.3 berikut ini : Gambar 2.3. Sistem Dasar Alat Ukur Bagian input adalah bagian dari alat ukur yang membaca atau merasakan serta mencari informasi dari besaran yang dikehendaki dari objek pengukuran. Bagian ini sering pula dikenal sebagai sensor atau transmitter. Bagian pemroses adalah bagian dari alat ukur yang berfungsi sebagai pengolah informasi yang didapat dari sensor, kemudian dijadikan informasi baru yang lebih mempunyai arti atau makna. Selanjutnya bagian output adalah bagian Universitas Sumatera Utara dari alat ukur yang bertugas menyajikan hasil pengukuran yang dikeluarkan oleh bagian pemroses dalam bentuk informasi yang mudah dimengerti untuk keperluan selanjutnya, bagian ini misalnya display digital atau dekoder. Mengetahui bagian- bagian dari alat ukur diatas secara mendasar adalah perlu, agar pengukuran dapat dilakukan dengan benar dan hasil yang benar pula. II.3. KARAKTERISTIK ALAT UKUR Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan pengukuran secara menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis) dapat diandalkan keberhasilannya. Seseorang tidak akan dapat merancang pengukuran dengan benar tanpa mengetahui arti karakteristik dari alat ukur. Beberapa karakteristik penting dari alat ukur adalah: a. Ketelitian atau Keseksamaan (Accuracy) Ketelitian atau accuracy didefenisikan sebagai ukuran seberapa jauh hasil pengukuran mendekati harga sebenarnya. Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan dua cara, atas dasar perbedaan atau kesalahan (error) terhadap harga yang sebenarnya, yaitu : - Kesalahan terhadap harga sebenarnya dalam proses : - Kesalahan dalam persen terhadap skala penuh, yaitu ; % 100 arg arg arg × − = sebenarnya a h sebenarnya a h terukur a h eh % 100 arg arg × − = maksimum skala sebenarnya a h terukur a h eh Universitas Sumatera Utara b. Kecermatan atau Keterulangan (Precision/Repeatibility) Adalah yang menyatakan seberapa jauh alat ukur dapat mengulangi hasilnya untuk harga yang sama. Dengan kata lain, alat ukur belum tentu akan dapat memberikan hasil yang sama jika diulang, meskipun harga besaran yang diukur tidak berubah. Hal diatas berarti bahwa jika suatu mikrometer menghasilkan angka 0,0002 mm, dan hasil yang sama akan diperoleh kembali meskipun pengukuran diulang-ulang, dikatakan bahwa mikrometer tersebut sangat cermat. c. Resolusi Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat ukur. Sebagai contoh : suatu timbangan pada jarum penunjuk yang menunjukkan perubahan 0,1 gram (terkecil yang dapat dilihat) maka dikatakan bahwa resolusi dari timbangan tersebut adalah 0,1 gram. Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam persen skala penuh. d. Sensitivitas (Sebsitifity) Sensitifitas adalah ratio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada input. Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Alat ukur yang terlalu sensitif adalah sangat mahal, sementara belum tentu bermanfaat untuk maksud yang kita inginkan. Universitas Sumatera Utara II..4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ALAT UKUR Banyak hal yang mempengaruhi kualitas kerja dari alat ukur. Dan tentunya faktor-faktor ini juga mempengaruhi kualitas hasil pengukuran. Faktor yang dimaksud tersebut berasal dari lingkungan terhadap alat ukur dan sebaliknya adalah terdiri dari faktor temperatur, kelembapan, percepatan, media korosif, radiasi nuklir dan media explosif. a. Temperatur Faktor ini dapat menyebabkan berubahnya sifat fisis dari bagian-bagian alat ukur. Misalnya panjang atau dimensi fisis dari benda dapat berubah dengan perubahan temperatur. b. Kelembapan Kelembapan adalah ukuran dari banyaknya uap air di udara. Kelembapan sangat mempengaruhi kualitas dari macam-macam alat ukur maupun medianya. Misalnya kertas sangat peka terhadap perubahan kelembapan. Persoalan ini sering terjadi pada alat ukur perekam (rekorder). Juga pada alat ukur elektronik dapat rusak atau berubah karakteristiknya karena kelembapan. c. Percepatan Bila daerah dimana alat ukur berada mengalami getaran atau gerakan maka tidak mungkin pengukuran dengan baik. Apalagi bila alat ukur tersebut mempunyai bagian-bagian yang bergerak, misalnya suatu timbangan mekanis Universitas Sumatera Utara yang diletakkan diatas papan yang bergetar, maka penunjukkannya tidak akan teliti. d. Media korosif Alat ukur tekanan, temperatur, laju aliran yang terbuat dari bahan- bahan korosif memerlukan rancangan khusus. Misalnya termokopel tidak dapat lagi digunakan untuk mengukur temperatur larutan FeCl. e. Radiasi Nuklir Radiasi dapat mempengaruhi banyak sifat dari material, sehingga alat ukur untuk bidang ini memerlukan rancangan khusus. f. Media Explosif Alat ukur untuk media yang mudah meledak atau terbakar harus dirancang aman dan dapat menetralisir usaha-usaha yang dapat mempengaruhinya. II.5. JENIS – JENIS ALAT UKUR TEMPERATUR II.4.1. Jenis – Jenis Alat Ukur dengan metode pemuaian : 1. Termometer Air Raksa Prinsip kerja berdasarkan perubahan temperature menyebabkan perubahan volume, agar perubahan volume tersebut dapat tampak lebih jelas (lebih sensitive) maka digunakan system reservoir dan kapiler. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. Termometer Air Raksa 2. Termometer Bimetal Dua buah logam dengan koefisien muai panjang berbeda, dan diletakkan berdasarkan bersama-sama. Karena satu logam mempunyai koefisien muai panjang yang lebih besar, maka kenaikan temperature akan ditunjukkan oleh penyimpangan (defleksi) dari bimetal. Penurunan temperature akan disertai dengan gerakan pada arah yang berlawanan. Bimetal ini selain pengukur temperature sering pula digunakan sebagai elemen control pada system pengontrol temperature (pada kontroler jenis on-off). Konstruksi antara lain :  Spiral  Bentuk U  Washer  Helik Universitas Sumatera Utara  Helik ganda Gambar 2.5. Termometer Bimetal 3. Termokopel Termokopel terdiri dari sambungan (junction) dari dua logam yang berbeda. Pada sambungan ini tedapat tegangan listrik yang tergantung temperature junction. Perubahan temperature akan memberikan harga tegangan yang berubah pula. Pada termokopel tedapat 3 efek yang saling berkaitan yaitu : 1. Efek Seebeck Bila dua logam yang berbeda dan dihubungkan seperti pada gambar v- 3 maka akan timbul tegangan listrik antara kedua terminal yang besarnya tergantung pada temperature pada junctionnya (temperature pada titik hubung antara kedua logam tersebut). Universitas Sumatera Utara 2. Efek Peltier Bila pada junction tersebut mengalir arus listrik maka tegangan litrik yang terjadi akan berubah naik atau turun tegantung dari arah arus listrik yang mengalir pada junction tersebut. 3. Efek Thomson Bila sepanjang logam tersebut terdapat gradient temperature maka besarnya tegangan tersebut juga akan berubah. Gambar 2.6 Termokopel Universitas Sumatera Utara 4. Termometer Tahanan Termometer tahanan listrik berdasarkan perubahan tahanan listrik suatu logam terhadap perubahan temperature, umumnya bila suatu logam dipanaskan maka tahanan listriknya akan naik sesuai dengan temperaturnya menurut hubungan. Konstruksinya seperti pada gambar v-11, terdiri dari elemen perasa berupa filament listrik diselubungi oleh sebuah pelindung. Sebagai filament listrik yang baik umumnya digunakan platina, tembaga dan karbon. Bahan tahanan harus mempunyai sifat : a. penghantar panas b. induktansi minimum c. tidak tedapat tegangan listrik fisik d. homogin Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Termometer Tahanan II.6. Metode Pengukuran Temperatur. Metode pengukuran temperatur ada dua macam yaitu : 1. Metode pemuaian panas yang diukur menghasilkan pemuaian dan pemuaian ini dirubah kedalam bentuk gerak–gerak mekanik kemudian dikalibrasi ke dalam angka–angka yang menunjukkan nilai panas ( temperatur ) yang diukur. 2. Panas yang diukur menghasilkan gaya gerak listrik ( Emf ) dan gaya gerak listrik ini dikalibrasikan kedalam angka–angka yang menunjukkan nilai proses ( temperatur ) yang diukur. II.6.1. Sinyal Konverter Pada gambar 3.6 memperlihatkan bentuk umum sebuah konverter P-I Gambar 2.8.sinyal konverter Universitas Sumatera Utara Konverter P-I adalah suatu alat yang berhubungan dengan sensor dimana untuk mengkonversikan tekanan yang dikirimkan oleh sensor untuk diubah menjadi arus listrik standard 4-20 mA. Sinyal tekanan masukan diaplikasikan ke bellow dan menghasilkan simpangan batang. Simpangan ini diukur oleh Linear Variable Differential Transmitter (transformer diferensial variabel linear). Linear Variable Differential Transmitter adalah suatu perubahan induksi magnet dari kumparan primer ke kumparan sekunder, dimana dalam keadaan setimbang magnet terletak ditengah dan kedua kumparan sekunder menerima fluks yang sama. Sedangkan dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan naik dan yang lainnya turun. Pada keseimbangan, gaya kumparan (proporsional dengan arus keluaran) sesuai dengan gaya dari bellow (proporsional dengan tekanan sinyal masukan). Offset nol (4 mA) dalam sinyal elektrik cukup besar untuk menggerakkan amplifier sehingga memungkinkan kedua kawat sinyal juga berfungsi sebagai jaringan pasokan. II.7. JENIS – JENIS AKSI KONTROL AUTOMATIK II.7.1. Aksi Kontrol Automatik. Kontrol automatik membandingkan harga yang sebenarnya dari keluaran dengan harga yang diinginkan menentukan deviasi sampai dengan nol atau sampai dengan harga terkecil yang masih diperbolehkan. cara kontrol automatik ini yang menghasilkan sinyal kontrol disebut dengan aksi kontrol ( Control Action ). Kontroler ( pengontrol ) automatik di industri diklasifikasikan atas : Universitas Sumatera Utara a. Kontroler Aksi Dua Posisi ON – OFF Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari pengendalian loop tertutup sistimnya akan sepenuhnya berfungsi atau sepenuhnya tidak berfungsi tergantung pada besar kecilnya sinyal kesalahan yang dihasilkan contohnya pengendalian Thermostatik dari pemanas ruangan . pemanasan akan dilakukan apabila temperatur ruangan dibawah nilai batas tertentu , dan akan dihentikan setelah temperatur naik hingga batas atas tertentu pengendalian diatas telah cukup memadai, dimana respon waktu ( time response ) dari sistem tersebut secara efektif meniadakan perubahan yang mendadak pada keluarannya . bahkan untuk situasi tertentu pengendalian ON – OFF adalah yang paling sesuai karena piranti yang dikendalikan juga hanya mengenal dua kondisi, ON – OFF ( terbuka penuh atau tertutup penuh). Didalam dunia industri, telah banyak memanfaatkan pengendalian ON – OFF sebagai pengendalian dalam membuka dan menutup jenis katup tertentu yang mengatur aliran gas atau cairan. Gambar 2.9. Kontroler Aksi Dua Posisi ON – OFF Universitas Sumatera Utara b. Kontroler Proporsional ( P ) Untuk mendapatkan pengendalian suatu proses yang lebih baik tampak yang harus diperhatikan bukan saja ada tidaknya kesalahan tetapi juga seberapa besar kesalahan yang terjadi tersebut . pengendalian proporsional melakukan hal tersebut dengan melakukan tindakan pengendalian yang sebanding / proporsional dengan besar kesalahan yang terjadi . dalam prakteknya, ini berarti berapa besar tindakan koreksi yang dilakukan sebanding dengan besar kesalahan yang terjadi , dan selanjutnya makin mengecil setelah makin dekatnya target yang diinginkan. Gambar 2.10. Kontroler Proporsional ( P ) Universitas Sumatera Utara c. Kontroler Aksi Integral Aksi integral sering juga disebut dengan aksi reset . bila kita sebagai kontroler kita mengadakan perbaikan dengan mengatur kembali katup kontrol dengan tujuan menyamakan suhu air keluar dengan set poin .setelah mengadakan perbaikan dan menunggu sesaat kita dapat melihat bahwa suhu air memang menurun , akan tetapi belum sama dengan set poin bila demikian halnya kita akan mengadakan perbaikan selanjutnya dan menunggu sesaat sampai kita dapat melihat hasilnya. Akhirnya setelah mengadakan perbaikan beberapa kali ( TI , T2 , T3 ) suhu air keluar dapat disamakan dengan set poin . apa yang kita lakukan tersebut adalah mengatur kembali bukaan katup ketika suhu air keluar menyimpang dari set poin .reset manual tidak akan memadai untuk suatu proses dengan perubahan yang terus – menerus .untuk itu harus disediakan suatu mekanisme yang dapat memberikan aksi reset dan mekanisme itu kemudian ditambahkan ke kontroler proporsional . tidak dapat dihindari bahwa penggunaan mekanisme reset pada kontroler membuat out put kontroler naik atau turun selama terdapat penyimpangan antara set poin dengan variabel proses . sehingga besaran aksi reset dapat ditentukan oleh : 1. Berapa jauh variabel proses menyimpang dari set poin 2. Berapa lama variabel proses menyimpang dari set poin Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11. Kontroler Aksi Integral d. Kontroler Aksi Derivative Aksi ini juga disebut aksi laju ( rate ) karena aksi ini mendahului perubahan pada masukan ( variabel proses ) kontroler itu sendiri . pada kurva I dan II dibawah ini terlihat bahwa sama – sama menunjukan suhu air keluar naik 100 C untuk itu aksi proporsional untuk kedua kurva itu sama .akan tetapi luas bidang pada kurva I sedikit lebih kecil dari luas bidang kurva II namun didapat kurva I menunjukkan penyimpangan yang lebih cepat dibandingkan dengan kurva II. Gambar 2.12. Kontroler Aksi Derivative Universitas Sumatera Utara Output kontroler aksi derivative dapat ditentukan dengan rumusdibawah ini : Md : D de / dt dimana Md = prosen luaran kontroler derivative De/dt = laju perubahan error Bilo aksi derivative ditambahkan pada kontroler aksi proporsional + integral maka keluaran kontroler akan menjadi : Mp + i + d = Universitas Sumatera Utara


 18/06/11

ALAT UKUR LINIER TAK LANGSUNG

Sabtu, Juni 18, 2011  lutfy d' red devill  No comments
Macam-macam Alat ukur linier tak langsung :
a. Alat ukur standar
* Blok ukur (gauge block)
* Batang ukur (length height)
* Kaliber induk tinggi (hegiht master)

b. Alat ukur pembanding
* Jam ukur (dial gauge)
* Jam ukur test atau puspitas (dial test indicator)
* Pembandimg (comprator)

a. Alat ukur standar
1) Blok ukur (gauge block)
Blok ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi unutk mengukur tinggi obyek ukur dan kalibrasi

* sifat-sifat yang harus dipunyai suatu alat ukur standar yaitu:
- tahan aus, karena kekerasannya tinggi (65 RC)
- tahan korosi, sama seperti stainless steel
- koefesien mulai yang sama dengan baja komponen mesin
- kestabilan dimensi yang baik

* ukuran terpanjang blok ukur dalam biasanya 100 mm, untuk set khusus yang terdiri ats 8 buah Ukuran maksimum yang masih dapat disusun dengan mudah adalah sebesar 150mm, sedangkan untuk susunan yang mencapai 250mm dan diperlukan perlengkapan pemegang.

Menurut standar metris, jumlah tersebut adalah : 27, 33, 50, 87, 105, dan 112 buah.
2) Batang ukur (Length Bar)
Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur besar
3) Kaliber induk tinggi (Height Master)
Kaliber induk tinggi merupakan alat ukur standar dalam proses tak langsung, diantaranya berfungsi sebagai penyetelan posisi nol pada micrometer dalam
4) Jangka Bengkok dan Jangka Kaki
* Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak.
* Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar. 
b. Alat ukur pembanding
1)Jam ukur (dial Indicator)
Dial indicator digunakan untuk memeriksa kesejajaran bidang, poros, lubang, dan kebulatan. Selain itu, dial indicator juga dapat digunakan untuk memeriksa kesikuan dan kesjajaran penempatan benda kerja terhadap meja mesin, ketirusan, dan sebagainya.
*ketelitian dial indicator :
dibagi menjadi 2 macam yaitu :   
1. ketelitian kasar
kapasitas ukurnya maksimum 10mm dengan ketelitian 0,01mm       
2. ketelitian halus
kapasitas ukur maksimum 1mm dan 0,025mm, dengan ketelitian masing-masing 0,001mm dan 0,0005mm.

2) Puspitas atau Jam ukut test (Dial test Indicator)
    Puspitas merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur penyimpangan ukuran pada beberapa titik dalam benda kerja atau memeriksa kesejajaran bidang.
    Alat ukur ini sejenis dial indicator dengan kapasitas ukur yang lebih kecil yaitu : 0,8mm atau 0,2mm
3) Pembanding (Comparator)
    Pembanding atau comparator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk pengukuran yang cermat seperti alat ukur standar, dalam pemakaiannya alat ini hanya digunakan sebagai pembanding ukuran.




ALAT UKUR LINIER TAK LANGSUNG

Jumat, Oktober 28, 2011  lutfy d' red devill  No comments
Macam-macam Alat ukur linier tak langsung :
a. Alat ukur standar
    * Blok ukur (gauge block)
    * Batang ukur (length height)
    * Kaliber induk tinggi (hegiht master)

b. Alat ukur pembanding
     * Jam ukur (dial gauge)
     * Jam ukur test atau puspitas (dial test indicator)
     * Pembandimg (comprator)

a. Alat ukur standar
1) Blok ukur (gauge block)
Blok ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi unutk mengukur tinggi obyek ukur dan kalibrasi

* sifat-sifat yang harus dipunyai suatu alat ukur standar yaitu:
    - tahan aus, karena kekerasannya tinggi (65 RC)
    - tahan korosi, sama seperti stainless steel
    - koefesien mulai yang sama dengan baja komponen mesin
    - kestabilan dimensi yang baik

* ukuran terpanjang blok ukur dalam biasanya 100 mm, untuk set khusus yang terdiri ats 8 buah mempunyai ukurannya mulai 25mm- 200mm. Ukuran maksimum yang masih dapat disusun dengan mudah adalah sebesar 150mm, sedangkan untuk susunan yang mencapai 250mm dan diperlukan perlengkapan pemegang.

            Menurut standar metris, jumlah tersebut adalah : 27, 33, 50, 87, 105, dan 112 buah.

2) Batang ukur (Length Bar)
Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur besar


 
3) Kaliber induk tinggi (Height Master)
Kaliber induk tinggi merupakan alat ukur standar dalam proses tak langsung, diantaranya berfungsi sebagai penyetelan posisi nol pada micrometer dalam

4) Jangka Bengkok dan Jangka Kaki
* Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak.

 
* Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar.

b. Alat ukur pembanding
1)Jam ukur (dial Indicator)
Dial indicator digunakan untuk memeriksa kesejajaran bidang, poros, lubang, dan kebulatan. Selain itu, dial indicator juga dapat digunakan untuk memeriksa kesikuan dan kesjajaran penempatan benda kerja terhadap meja mesin, ketirusan, dan sebagainya.

 
* Bagian-bagian Dial Indicator




*ketelitian dial indicator :
dibagi menjadi 2 macam yaitu :        
1. ketelitian kasar
kapasitas ukurnya maksimum 10mm dengan ketelitian 0,01mm                
2. ketelitian halus
kapasitas ukur maksimum 1mm dan 0,025mm, dengan ketelitian masing-masing 0,001mm dan 0,0005mm.

2) Puspitas atau Jam ukut test (Dial test Indicator)
            Puspitas merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur penyimpangan ukuran pada beberapa titik dalam benda kerja atau memeriksa kesejajaran bidang.
            Alat ukur ini sejenis dial indicator dengan kapasitas ukur yang lebih kecil yaitu : 0,8mm atau 0,2mm



* Cara pemasangan Dial Indicator Test

Sorry hasil scannya agak kabur semoga kalian mengerti, kalau kurang jelas silahkan cari di google. .
3) Pembanding (Comparator)
            Pembanding atau comparator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk pengukuran yang cermat seperti alat ukur standar, dalam pemakaiannya alat ini hanya digunakan sebagai pembanding ukuran.


Huh capek juga ngetiknya , ,  semoga aja agan2 ngerti, ,
Itulah materinya sementara tunggu updatenya oke, , saya juga mencari ilmu , ,
Be spirit and keep study, ,
Sumber : smkn 1 singosari




ALAT-ALAT UKUR PANJANG (LINEAR)
Alat ukur ini merupakan bagian terpenting dalam suatu proses pemesinan, terutama untuk mengetahui ukuran dan dimensi suatu benda kerja. Alat ukur linear digunakan menentukan panjang, tebal, kedalaman dan diameter suatu benda. Alat-alat ukur panjang tersebut yaitu:
· Mistar ukur
· Mistar geser atau jangka sorong
· Mistar geser ketinggian
· Mistar geser kedaalaman
· Mikrometer
A. Mistar ukur
Pada proses pemesinan mistar ukur digunakan untuk mengetahui ukuran banda kerja secara kasar, misalnya untuk mengetahui bahan yang akan dipotong ataupun akan dikerjakan lebih lanjut. Mistar terdiri dari mistar baja dan mistar gulung atau rol.
1. Mistar baja
Mistar baja merupakan alat ukur panjang atau linear yang mempunyai satuan millimeter, centimeter, ataupun satuan inchi. Mistar baja ini terbuat dari baja kaku ataupun flexible dengan baja standar dan baja stainless.
13027046821635104445
2. Mistar gulung
Mistar gulung terbuat dari baja tipisyang didesain dengan warna kuning dengan skala
ukuran yang berwarna merah atau hitam. Mistar gulung yang panjang biasanya terbuat dari bahan sintetis,fiberglas atau katun.rumah atau tempat mistar gulung terbuat dari plat baja atau plastik. Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui keliling ataupun panjang suatu bahan secara kasar.
13027050051045624939
B. Mistar geser atau jangka sorong
Mistar geser atau yang lebih dikenal jangka sorong ini adalah alat ukur panjang atau linear yang memiliki satuan metris (milimeter) dan satuan inchi. Alat ukur ini memiliki stuan metris yang dapat mengukur ketelitian hingga 0,05mm sedangkan untuk satuan inchi dapat mencapai ketelitian 1/128 inchi.
13027052721411362236
13027055801884359196
Jangka sorong terdiri bagian-bagian yang terdiri atas:
· Rahang ukur
· Rahang tetap
· Lidah ukur
· Ekor
· Skala ukuran utama
· Skala ukuran nonius
· Knop atau sensor
· Pengencang
· Batang
Macam-macam jangka sorongdapat dilihat dari:
· Satuan
Dilihat dari satuannya terdiri atas:
* Jangka sorong dengan satuan millimeter
* Jangka sorong dengan satuan inchi
· Ketelitian
Dilihat dari ketelitiannya terdiri atas:
* Jangka sorong dengan ketelitian 0,1mm
* Jangka sorong dengan ketelitian 0,02mm
* Jangka sorong dengan ketelitian 0,05mm
* Jangka sorong dengan ketelitian 1/128 inchi
· Cara pembacaan ukuran
Dilihat dari system pembacaannya terdiri atas:
* Jangka sorong dengan garis skala ukuran dan nonius
* Jangka sorong dengan jam ukur
* Jangka sorong dengan digital
· Fungsi
Dilihat dari fungsinya terdiri atas:
* Jangka sorong untuk pengukuran standar (panjang,tebal dan diameter)
* Jangka sorong untuk pengukuran jarak atau celah
* Jangka sorong untuk mengukur ketinggian
* Jangka sorong untuk mengukur kedalaman
* Jangka sorong untuk mengukur dalam lubang
* Jangka sorong untuk mengukur roda gigi
C. Mistar geser ketinggian
Mistar geser ketinggian merupakan alat ukur linear yang mempunyai fungsi untuk mengukur ketinggian satu ataupun dua permukaan benda pada benda kerja. Mistar geser terdiri dari dua yaitu pembacaan ukuran dengan skala nonius dan pembacaan dengan cara digital.
1302705807234911772
Bagian-bagian mistar geser ketinggian:
vBadan ataubatang tegak yang dilengkapi dengan skala ukuran
vRahang geser
vSkala nonius
vDudukan badan berupa blok geser
vPemegang alat ukur
Pembacaan ukuran mistar geser ketinggian sama halnya dengan pembacaan alat ukur atau mistar geser lainnya.
D. Mistar geser kedalaman
Mistar geser kedalaman merupakan alat ukur langsungyang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang atau kedalaman alur dari benda kerja.
1302705937580723746
13027061371928818167
E.Mikrometer
Mikrometer merupakan suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat. Alat ini berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang ataupu diameter suatu banda kerja, dimana benda kerja tersebut merupakan hasil dari proses pemesinan. Ketelitian alat ini dapat mencapai 0,01mm sampai dengan 0,001mm.

1302706526453048330
Macam-macam mikrometer dapat ditinjau dari:
v Ketelitian
Ditinjau dari ketelitiannya mikrometer terdiri atas:
* Mikrometer dengan ketelitian 0,01mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,002mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,001mm
v Pembacaan ukuran
Ditinjau dari pembacaan ukurannya mikrometer terdiri atas:
* Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala secara langsung
* Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala ukuran dan nonius
* Mikrometer dengan jam ukur
* Mikrometer dengan pembacaan digital
v Fungsi
Ditinjau dari fungsinya mikrometer terdiri atas:
* Mikrometer luar
* Mikrometer dalam
* Mikrometer ketinggian atau kedalaman
* Mikrometer kepala
* Mikrometer khusus dan caliber
1302707338686757042
Konstruksi dan bagian-bagian mikrometer luar terdiri atas:
a) Landasan
Landasan terdiri atas landasan tetap dan landasan geser. Landasan ini sering bersentuhan dengan benda-benda ukur, untuk itu landasan harus terbuat yang keras yaitu bahan karbida atau bahan lain sesuai dengan fungsinya.
b) Rahang ukur
Rahang ukur yaitu jarak antara kedua landasan ukur pada poros geser dan landasan tetap.
c) Poros geser
Untuk membuka dan menutup rahang ukur sesuai dengan ukuran benda yang diukur yaitu dengan cara memutar tabung putar ke kiri atau ke kanan yang menyebabkan poros ini dapat bergerak maju atau mundur.
d) Klem
Berfungsi untuk mengunci poros geser agar tidak berubah saat dilepas dari benda ukur untuk pembacaan ukurannya.
e) Tabung ukur
Pada tabung ukur terdapat skala ukuran dan skala nonius,pada tabung ukur ini kita dapat membaca ukuran dengan skala millimeter dan desimalnya. Tabung ukur ini terkunci pada rangka dan tidak berputar atau bergerak.
f) Tabung putar atau timble
Tabung putar mempunyai ulir yang dihubungkan dangan ujung poros geser, jika tabung putar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak satu speed atau satu kisar ulir. Kisar ulir pada tabung ada yang mempunyai ukuran 1 mm dan ada pula yang mempunyai kisar 0,5 mm. Jika tabung putar mempunyai kisar 0,5 mm maka satu putaran tabung putar akan menggeserkan poros geser 0,5 mm dan dua putaran tabung putar akan bergeser 1mm pada poros gesernya.

1302707662557501966
13027078651644677861
Alat-alat di atas merupakan bagian dari perlengkapan yang sangat penting dalam sebuah proses pemesinan, dimana alat tersebut berfungsi untuk mengetahui besarnya ukuran benda yang dikerjakan. Jadi setiap operator harus bisa dan mampu menggunakan alat ukur diatas sesuai dengan fungsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar